Pencegahan ulkus duodenum

click fraud protection

Formasi busuk di daerah duodenum - penyakit kronis yang berulang, mempengaruhi dinding usus halus. Bila penyakit memburuk, proses patologis bisa menyebar ke perut.

Bagi pasien, musim semi-musim gugur sangat berbahaya. Pada saat ini, organ pencernaan paling rentan, karena sistem kekebalan tubuh yang lemah tidak dapat selalu menekan mikroorganisme patogen.

Ahli gastroenterologi percaya bahwa tindakan pencegahan dapat mencegah kerusakan pada mukosa usus baik karena tidak adanya penyakit dan diagnosis ulkus, yang secara signifikan memperpanjang masa remisi.

Pencegahan ulkus duodenum dibagi menjadi tiga fase:

  • Primer - terdiri dari tindakan untuk mencegah perkembangan penyakit;
  • Sekunder - mengurangi risiko kekambuhan dan eksaserbasi;
  • Tersier - mengurangi kemungkinan komplikasi;

Profilaksis primer dari ulkus duodenum

Satu set tindakan yang mengurangi risiko pengembangan defisiensi mukosa usus, terdiri dari:

  • Pencegahan infeksi oleh bakteri Helicobacter pylori. Jenis mikroorganisme inilah yang menjadi agen penyebab maag. Jika terjadi infeksi Helicobacter pylori setidaknya satu anggota keluarga, cukup perhatikan peraturan kebersihannya, bagi piringnya, jangan gunakan handuk dan barang-barang pribadi orang sakit. Ini akan membantu mengurangi risiko infeksi.
    instagram viewer
  • Larangan merokok dan semangat kuat.
  • Nutrisi yang tepat. Menu makanan sehari-hari harus sesuai dengan kebutuhan usia dan energi. Untuk asimilasi cepat dan pencernaan makanan yang mudah, batasi diri Anda pada piring tajam, berlemak dan asap, minuman berkarbonasi dan kafein.
  • Kunjungan gigi teratur dan perawatan karies.
  • Kenyamanan psikologis. Kerusakan dan tekanan saraf terutama mempengaruhi sistem pencernaan, terutama perut dan duodenum.

Pencegahan kekambuhan tukak duodenum

Kompleks pencegahan sekunder dan tersier ditujukan untuk mengurangi rasa sakit dan risiko eksaserbasi berulang pada penyakit ini, yang dapat mengakibatkan komplikasi berupa perforasi ulkus.

  • Pengobatan antirecretive yang diresepkan oleh gastroenterologist. Kursus ini mencakup fisioterapi, phytotherapy, minum obat dan air mineral.
  • Pada periode musim semi-musim semi, profilaksis sanatorium-dan-spa dari ulkus peptikum di institusi khusus diperlukan.
  • Sanitasi penyakit kronis. Setiap eksaserbasi fokus infeksi lama dapat memicu serangan baru.
  • Ketaatan ketat terhadap menu diet.
  • Pemantauan berkala atas perubahan dalam perjalanan penyakit dengan bantuan pemeriksaan laboratorium dan instrumental.

Untuk meringkas, perlu memperhatikan fakta bahwa tidak perlu mengabaikan pencegahan penyakit ini. Bagaimanapun, tindakan tepat waktu akan dapat mencegah terjadinya bisul, dan dalam kasus lesi mukosa duodenum yang sudah terbentuk akan mengurangi risiko komplikasi.

  • Bagikan